ORINEWS.id – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XII Partai Golkar Aceh, sejumlah pihak mulai menyuarakan pandangan kritis terhadap arah dan kepemimpinan partai beringin di daerah tersebut. Salah satunya datang dari Ketua Umum Forum Pemuda Aceh, Syarbaini, yang menekankan pentingnya memilih figur ketua yang memiliki kapasitas dan rekam jejak kepemimpinan yang teruji.
Dalam pernyataannya, Syarbaini menyebut posisi Ketua DPD I Partai Golkar Aceh bukan sekadar ruang ambisi, melainkan amanah besar yang menuntut pengalaman dan integritas.
“Ketua Golkar Aceh haruslah orang yang punya rekam jejak kepemimpinan yang jelas. Bukan mereka yang hanya bermodalkan ambisi, tetapi nihil pengalaman dan kontribusi. Ini bukan soal coba-coba,” ujarnya kepada orinews.id, Selasa, 29 Juli 2025.
Ia menambahkan, sosok yang layak memimpin Golkar Aceh ke depan adalah mereka yang tidak hanya memiliki pengalaman struktural dalam partai atau pemerintahan, tetapi juga didukung secara finansial dan politis. Termasuk memiliki penerimaan yang luas di tingkat kader maupun konstituen, serta mendapatkan restu dari DPP Partai Golkar.
“Modal politik itu bukan cuma soal uang, tapi juga soal legitimasi, komitmen dan penerimaan. Kalau tidak diterima oleh kader dan masyarakat, lalu bagaimana bisa membawa partai ini maju?” katanya.
Lebih lanjut, Syarbaini juga menyoroti pentingnya sikap tegas dan tidak abu-abu dari calon ketua. Menurutnya, Golkar membutuhkan figur yang memiliki kejelasan visi serta dedikasi penuh untuk membesarkan partai, bukan sekadar mencari panggung politik.
“Kejelasan visi dan konsistensi itu penting. Golkar butuh figur yang mau melayani, bukan dilayani. Yang siap berbuat, bukan sekadar tampil. Kalau hanya sekadar ingin, tapi tidak mengenal jati diri partai, maka itu berbahaya. Justru akan merugikan Golkar dalam jangka panjang,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh kader dan pemilik suara dalam Musda untuk lebih cermat dalam menentukan pilihan. Menurutnya, Musda kali ini menjadi momentum penting untuk menyusun ulang arah perjuangan Partai Golkar di Aceh.
“Musda ini adalah momentum penting untuk menata kembali arah partai. Jangan sampai salah pilih. Golkar tidak butuh simbol, tapi aktor perubahan,” pungkasnya. []