ORINEWS.id – Sebelum menghadiri deklarasi bertemakan ‘Tolak Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Lawan Kezaliman Rezim Jokowi‘ di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu 22 Juli 2025, budayawan Erros Djarot diingatkan sejumlah temannya agar tidak berhubungan dengan para penggugat ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Demikian pengakuan Erros di depan peserta deklarasi di Gedung Joeang.
“Saya sebelum datang (ke Gedung Joeang) di WA (WhatsApp), ditanya kenapa Mas Erros ikut-ikutan orang stres,” kata Erros.
Erros mengaku tak menghiraukan peringatan teman-temannya tersebut. Ia justru mengapresiasi keberanian 12 orang yang menjadi terlapor dalam kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.
“Menurut saya, ini satu kehormatan yang diberikan oleh rakyat Indonesia,” kata Erros.
Dari atas panggung, Erros kemudian memanggil Roy Suryo, pakar telematika yang turut menjadi terlapor kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.
Erros meminta penegasan Roy terkait skripsi Jokowi yang diragukan.
“Mungkin enggak dapat ijazah tanpa skripsi?” tanya Erros. Roy kemudian menegaskan sangat tidak mungkin.
Erros menegaskan, tanpa adanya skripsi, maka tidak mungkin ijazah diterbitkan.
“Saya berani jamin ijazah itu pasti enggak akan keluar,” kata Erros.
Deklarasi juga dihadiri para kuasa hukum dari 12 terlapor, Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadhillah, Said Didu, Kurnia Tri Royani, Rustam Effendi, hingga Michael Sinaga. []
