ORINEWS.id – Kehadiran dan pernyataan Politik Joko Wiidodo dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia merupakan sebuah pengukuhan dan penegasan. Karena merupakan sebuah bentuk representasi kekuasaan, Partai Solidaritas Indonesia secara de facto adalah Joko Widodo yang mewujud dalam organisasi parpol.
Meski belum bisa dipastikan terdaftar di dalam struktur kepengurusan, namun anggapan bahwa Partai Solidaritas Indonesia adalah Joko Widodo tetap sukar untuk dibantah.
Substansi pernyataan politik yang menyebut bahwa Jokowi akan mendukung sepenuh hati dan seratus persen, merupakan sebuah isyarat dan tidak bisa dianggap biasa.
Tanggapan terkait peran ideologis namun tersembunyi dari Jokowi dalam PSI, merupakan pandangan dari Pengamat Politik Hendri Satrio.
Pernyataan bermuatan korektif yang disampaikan Kaesang sebagai Ketum terpilih dan dikoreksi Jokowi, menurut Hendri merupakan indikasi paling jelas terlihat.
Optimisme untuk PSI menjadi partai besar dan pergantian logo dari Mawar menjadi Gajah, menurut Hendri juga memiliki muatan tersendiri tentang Jokowi di masa depan.
Terkait dengan perubahan pergantian logo PSI, Peneliti Senior BRIN Profesor Lili Romli juga sempat memberikan pandangan.
Perubahan logo PSI menjadi Gajah, menurut Lili juga tidak sepenuhnya terlepas dari peran-peran tidak kentara yang dilakukan oleh Jokowi.
Tulisan Partai Super Tbk yang identik dengan pernyataan Jokowi serta logo Gajah, menurut Romli sudah banyak mendatangkan banyak penafsiran.
Salah satu anggapan yang banyak diterjemahkan oleh masyarakat terhadap logo baru PSI adalah simbol kemarahan.
“Karena memang Pak Jokowi itu PSI dan PSI itu adalah Pak Jokowi, kalau memang marah pertanyaannya marah pada siapa?,” ungkap Romli dikutip Ayojakarta dari tvOneNews.
Sempat ditafsirkan oleh Kaesang sebagai bentuk Kekuatan dan Kebijaksanaan, logo baru PSI juga diyakini merupakan bagian dari penyatuan antara Gajah Sena dengan Bima.
Lahir sebagai penyeimbang dan pembawa nilai-nilai luhur, penyatuan Gajah Sena dengan Bima membuat pasukan Pandawa berhasil mengalahkan Kurawa.
Meski dinilai memiliki muatan filosofis mendalam, logo baru PSI menurut Soegmitro selaku Pakar Digital Branding justru dianggap sangat membahayakan.
Logo kepala Gajah menghadap ke atas dan terputus dari tubuh yang berbeda warna serta arah pandang ke kiri, menurut Soegmitro menyimpan potensi bahaya besar.
Makna logo baru PSI yang baru, selain menggambarkan arogansi Pemimpin yang tidak memperdulikan rakyat juga bisa berarti semacam upaya menghegemoni.
Bagian belakang Gajah pada logo baru PSI, menurut Soegmitro merupakan simbol keterbatasan yang terus dipaksakan agar kepala dapat mendongak. []