ORINEWS.id – Pemerintahan Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi dan Wakil Bupati Ismail genap memasuki 100 hari sejak dilantik pada 17 Februari 2025. Dalam periode awal masa jabatan ini, berbagai langkah strategis mulai ditempuh, salah satunya adalah komitmen merealisasikan pembangunan Masjid Agung Aceh Tamiang yang menjadi salah satu janji kampanye.
Pembangunan masjid yang akan menjadi kebanggaan masyarakat “Bumi Muda Sedia” itu kini mulai menunjukkan progres. Sejak pembentukan panitia pembangunan pada 22 Mei lalu, pemerintah daerah telah memulai pembersihan dan pematangan lahan. Langkah ini mendapat dukungan moril dari masyarakat serta para pemangku kepentingan di tingkat provinsi.
Dukungan konkret juga datang dari tujuh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Daerah Pemilihan (Dapil) 7, yang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,5 miliar melalui mekanisme pokok-pokok pikiran (pokir) untuk mendukung pembangunan masjid tersebut.
Ketua Aliansi Mahasiswa Aceh Tamiang – Banda Aceh, Sayed Muhammad Israfuddin, menyampaikan apresiasi terhadap kinerja awal pasangan kepala daerah tersebut. Ia menilai langkah-langkah yang diambil menunjukkan keseriusan dalam menepati janji politik.
“100 hari pertama pemerintahan Bupati Armia Fahmi dan Wakil Bupati Ismail menunjukkan komitmen nyata dalam menepati janji kampanye, terutama pembangunan Masjid Agung Aceh Tamiang sebagai simbol religiusitas dan identitas budaya daerah,” ujar Israfuddin dalam keterangannya kepada media, Rabu (11/6/2025).
Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan legislatif merupakan modal penting untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan merata.
Aliansi Mahasiswa juga menyampaikan harapan agar program prioritas lainnya, seperti peningkatan mutu pendidikan, layanan kesehatan, serta penciptaan lapangan kerja, dapat segera diimplementasikan.
“Sebagai mahasiswa yang menjadi kontrol sosial, kami berkomitmen untuk terus mengawal pembangunan dan kemajuan daerah tempat kami dilahirkan agar berjalan transparan dan berpihak kepada rakyat,” pungkasnya.
Dalam 100 hari pertama, pemerintah daerah juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari efisiensi anggaran, peningkatan layanan dasar, hingga tuntutan masyarakat akan pemerataan pembangunan. Meski demikian, sejumlah langkah awal telah memberi isyarat positif mengenai arah kebijakan yang berpihak pada kebutuhan publik.
Wajah-wajah penuh harap terlihat di tengah masyarakat Bumi Muda Sedia. Harapan akan tata kelola yang adil dan progresif menguat seiring dimulainya babak baru kepemimpinan di Aceh Tamiang. []