ORINEWS.id – Nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) belakangan santer disebut-sebut akan maju melawan anaknya sendiri Kaesang Pangarep dalam kontestasi kursi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pengamat Politik sekaligus Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menanggapi santai rumor ini. Menurutnya, Jokowi sebagai seorang mantan kepala negara dua periode, wajar saja namanya masih dibawa-bawa dalam urusan perpolitikan dalam negeri.
“Kalau bicara tentang politik memang tidak lengkap rasanya tanpa menyertakan Jokowi terutama manuver dan sikap politiknya, termasuk statementnya,” kata Adi lewat kanal YouTube miliknya, dilihat Minggu (25/5/2025).
Andaikata Jokowi benar akan jadi kandidat ketum partai berlambang mawar, belum tentu para relawan yang selama ini setia menyetujui langkah ini. Konon kabaranya, kalangan relawan justru menginginkan Jokowi mengambil langkah yang lebih mandiri dalam menentukan masa depan politiknya.
Adi menyarankan, Jokowi untuk mendirikan partai politik baru yang benar-benar bisa merepresentasikan nilai dan gerakan yang selama ini ia bangun bersama para relawan
“Partai baru ini bisa menjadi wadah konsolidasi bagi PSI, pendukung loyal, hingga relawan-relawan Jokowi yang sampai saat ini cukup setia,” ujar dia.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Tengah (Jateng) menggelar Kopdarwil bersama 35 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-Jawa Tengah di Solo, Minggu (25/5/2025). Pertemuan ini bagian dari persiapan menuju Kongres Nasional yang akan berlangsung di Solo pada 19-20 Juli 2025.
Salah satu agenda utama dalam pertemuan, pembahasan nama-nama calon Ketua Umum PSI yang akan menggantikan Kaesang Pangarep.
Ketua DPW PSI Jawa Tengah, Antonius Yogo Prabowo mengatakan, ada dua nama kuat yang mencuat dalam diskusi internal. Yakni, Kaesang dan Jokowi.
“Dari diskusi yang cukup panjang, muncul dua nama kuat yaitu Mas Kaesang dan Pak Jokowi. Namun belum ada keputusan resmi karena dukungan masih terbagi,” kata Yogo, dikutip dari Inilahjateng.
Dia bilang, keputusan rekomendasi calon ketua umum belum dapat diambil karena dinamika internal yang masih berlangsung. Dijelaskan juga, menurut mekanisme internal partai, kandidat harus mendapatkan minimal lima rekomendasi dari DPW dan 20 rekomendasi dari DPD untuk maju sebagai calon Ketua Umum PSI.
Yogo menyebut nama Jokowi menjadi salah satu kandidat karena kedekatannya dengan PSI dan perannya yang dianggap sebagai panutan politik. Sementara itu, Kaesang Pangarep masih mendapat dukungan kuat karena dinilai berhasil membawa kemajuan signifikan bagi partai selama masa kepemimpinannya.
“Jumlah anggota legislatif PSI meningkat signifikan dan partai berhasil mengusung banyak calon kepala daerah di bawah kepemimpinan Mas Kaesang,” ungkapnya.