ORINEWS.id – Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menunjukkan dominasinya dalam kompetisi pemasaran “Aneuk Aceh Berani (Bersinergi dan Berinovasi)” yang digelar Pertamina Patra Niaga Aceh dan Dewan Energi Mahasiswa Aceh.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Pertamina Patra Niaga Aceh ini menjadi wadah bagi 70 tim dari berbagai perguruan tinggi se-Aceh, untuk menyumbangkan ide-ide pemasaran inovatif bagi produk Pertamina.
Tim USK berhasil meraih sejumlah prestasi membanggakan, sepanjang kompetisi yang berlangsung dari Mei hingga Juni 2025.
Juara 1 diraih oleh Tim Bright Choice dari USK, yang beranggotakan Nabila Al Karimah (IAP 23), Naila Rizqa (FKIP 23), dan Fathia Maulina (FKG 23). Mereka memukau juri dengan konsep “Empowering Bright Gas as a Modern Lifestyle Brand Through Education, Digitalization, and an Integrated Distribution,” yang menekankan pendekatan edukatif dan digital untuk citra Bright Gas yang lebih modern.
Sementara itu, Juara 2 juga direbut oleh tim USK yang terdiri dari Ariel Sucipto (Teknik Industri 23), Rafi Athallah (Teknik Sipil 23), Novia Ramadhani (Manajemen 22), dan Miftahul Chosyi (Teknik Sipil 21). Tim ini mengusung strategi optimasi loyalitas dan awareness retensi inovatif untuk meningkatkan penggunaan Pertamax Series di Aceh.
Tidak hanya itu, inovasi menarik juga datang dari tim USK yang masuk dalam Top 6 dengan proyek “SmartDrive AI CoPilot”. Ide ini memanfaatkan aplikasi MyPertamina untuk meningkatkan retensi pengguna dan adopsi teknologi. Tim ini digawangi oleh Muhammad Hafizh Zhafran dan Alif Rizki Sahna, keduanya mahasiswa Arsitektur angkatan 2023.
Naila Rizqa, salah satu anggota tim pemenang dari USK, menyatakan bahwa kompetisi ini adalah pengalaman berharga untuk mengasah strategi pemasaran dan berkontribusi pada solusi nyata yang berdampak sosial.
“Kami sangat bersyukur dapat berpartisipasi dan berterima kasih atas dukungan penuh dari Pertamina, panitia, dan USK,” ujarnya.
Rektor USK, Prof. Marwan, berharap prestasi ini menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk terus mengharumkan nama almamater di kancah yang lebih luas.
“Kompetisi ini membuktikan bahwa mahasiswa Aceh memiliki potensi besar dalam pemasaran strategis dan inovasi teknologi, sekaligus menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan industri,” tutup Rektor.[]