ORINEWS.id – Kongres Daerah ke-5 Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Provinsi Aceh resmi berakhir pada Minggu, 20 Juli 2025. Gelaran dua hari yang berlangsung di Aula Hotel Kuala Raja, Kota Banda Aceh ini menghasilkan keputusan penting, salah satunya menetapkan Dr. Aripin Ahmad, S.SiT., M.Kes. sebagai Ketua DPD Persagi Aceh periode 2025–2030.
Ketua Panitia Kongres, Rosi Novita, SP., M.Kes., dalam laporannya menjelaskan agenda utama kongres adalah menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus periode 2019–2024 dan memilih kepengurusan baru sesuai dengan AD/ART dan tata kelola organisasi.
Kongres kali ini diikuti oleh 23 Dewan Pengurus Cabang (DPC) kabupaten/kota se-Aceh, serta tiga Himpunan Seminat yaitu IsNA, AsNI, dan AsDI Aceh. Hadir pula Ketua Umum DPP Persagi Pusat, Ir. Doddy Izwardi, MA., Ph.D., yang memberikan apresiasi atas pelaksanaan kongres yang berjalan lancar dan penuh semangat kolaboratif.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua DPD Persagi Aceh periode sebelumnya, Junaidi, SST., M.Kes., menekankan Persagi merupakan organisasi profesi independen dan nirlaba yang menjunjung tinggi standar profesi nutrisionis dan dietesien. Ia mengajak seluruh peserta kongres untuk menjalankan proses pemilihan secara beretika, profesional, dan sesuai syariat.
“Persagi adalah organisasi yang mengutamakan kekompakan, persatuan, dan kemaslahatan bagi masyarakat serta seluruh ahli gizi Indonesia,” ujar Junaidi.
Sidang kongres dipimpin oleh Nurmiati, SP., MKM., selaku Ketua Bidang Hukum dan Organisasi Persagi Aceh, dengan dua anggota sidang dari DPC Persagi Aceh Tenggara dan Kota Sabang. Agenda berlangsung sesuai tata tertib, diawali dengan lagu kebangsaan, hymne daerah dan profesi, hingga ke sesi utama pemilihan ketua baru.
Tiga kandidat yang bersaing dalam pemilihan Ketua DPD Persagi Aceh adalah Dr. Aripin Ahmad, S.SiT., M.Kes., Ampera Miko, DN.Com., MM., dan Iskandar, S.Gz., M.Kes. Setelah melalui pemaparan visi misi, pemberian suara, dan penghitungan hasil, Dr. Aripin ditetapkan sebagai ketua terpilih.
Ketua Umum DPP Persagi, Doddy Izwardi, dalam sambutannya menyampaikan tantangan besar yang dihadapi profesi ahli gizi saat ini, mulai dari perubahan regulasi, masalah gizi masyarakat seperti stunting, anemia, obesitas, hingga penyakit tidak menular.
“Ahli gizi masa depan harus siap menghadapi tantangan global. Peningkatan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan organisasi menjadi sangat penting. Kita juga harus memperkuat branding profesi agar dikenal luas dan mendapat tempat di berbagai sektor, baik dalam maupun luar negeri,” kata Doddy.
Ia menegaskan kolaborasi multipihak melalui pendekatan Penta Helix harus terus dikembangkan agar ahli gizi mampu menjadi motor dalam upaya perbaikan gizi nasional.
Dengan terpilihnya kepemimpinan baru, diharapkan Persagi Aceh dapat terus tumbuh sebagai organisasi profesi yang solid, progresif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta dinamika dunia kesehatan gizi. []