TERBARU

InternasionalNews

Serangan Drone dan Rudal Rusia Tewaskan Tujuh Orang di Ukraina

ORINEWS.id – Serangan besar-besaran menggunakan drone dan rudal kembali menghantam wilayah Ukraina pada Sabtu malam (25/5/2025) hingga Minggu dini hari. Serangan ini merupakan yang kedua secara berturut-turut dalam dua malam terakhir dan menewaskan sedikitnya tujuh orang serta melukai puluhan lainnya.

Pihak berwenang Ukraina menyatakan bahwa serangan terjadi di tengah proses pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, yang sudah berlangsung selama tiga hari. Pertukaran ini merupakan satu-satunya hasil konkret dari perundingan damai yang digelar di Istanbul awal Mei lalu. Meski belum menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, pertukaran tahanan menjadi titik langka kerja sama antara kedua negara yang telah berperang selama lebih dari tiga tahun.

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengungkapkan bahwa beberapa bagian ibu kota turut menjadi sasaran. “Sudah ada 10 orang yang terluka di ibu kota,” ujarnya pada pukul 03.00 waktu setempat, seperti dilansir APNews.com, Minggu.

📎 Baca juga: Pemerintahan Trump Godok Pemindahan Permanen Warga Gaza ke Libya

Tak lama setelah pernyataan tersebut, dinas layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa empat orang tewas dan 16 lainnya luka-luka, termasuk tiga anak-anak, hanya di wilayah Kyiv.

Klitschko menyebut bahwa sebuah asrama mahasiswa di Distrik Holosiivskyi terkena serangan drone, menyebabkan salah satu dinding bangunan terbakar. Di Distrik Dniprovskyi, sebuah rumah pribadi hancur, sementara di Distrik Shevchenkivskyi, jendela-jendela di gedung pemukiman pecah akibat ledakan.

Serangan tersebut terjadi bersamaan dengan pertukaran tahanan antara kedua negara. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa masing-masing pihak memulangkan 307 tentara pada Sabtu. Sehari sebelumnya, masing-masing telah membebaskan total 390 kombatan dan warga sipil.

“Kami berharap akan ada lebih banyak lagi besok,” kata Zelenskyy melalui saluran Telegram resminya seperti dilansir APNews.com. Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan bahwa pertukaran akan berlanjut, meskipun belum memberikan rincian lebih lanjut.

BACA JUGA
Presiden Prabowo: Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina

Sementara itu, pada Sabtu malam, suara ledakan dan tembakan anti-pesawat terdengar di seantero Kyiv. Banyak warga dilaporkan mengungsi ke stasiun kereta bawah tanah untuk mencari perlindungan.

Pertemuan tatap muka antara delegasi Kyiv dan Moskow di Istanbul awal bulan ini merupakan yang pertama sejak invasi skala penuh Rusia terhadap Ukraina pada tahun 2022. Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak menyepakati pertukaran masing-masing 1.000 tawanan perang dan tahanan sipil. []

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks