ORINEWS.id – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Aceh dalam beberapa pekan terakhir tidak hanya berdampak pada kenyamanan aktivitas harian masyarakat, tetapi juga dapat memicu kekambuhan pada kondisi medis tertentu yang jarang disadari, seperti Miastenia Gravis.
Penyakit saraf ini kerap kali dianggap sebagai kelelahan biasa, padahal berpotensi serius jika tidak dikenali sejak dini.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK), dr. Nona Suci Rahayu menjelaskan, Miastenia Gravis merupakan penyakit autoimun, yang menyerang sambungan antara saraf dan otot, menyebabkan kelemahan otot yang tidak normal.
“Gejalanya bisa muncul sebagai kesulitan berbicara, menelan, kelopak mata turun, atau kelemahan otot tubuh bagian atas. Sayangnya, gejala ini sering dianggap hanya efek kurang tidur, stres, atau kelelahan karena cuaca panas,” jelasnya.
Peningkatan suhu tubuh akibat cuaca terik disebut sebagai salah satu faktor yang memperparah gejala penyakit ini. Banyak pasien mengabaikan tanda awal seperti ptosis (kelopak mata turun) atau bicara menjadi cadel, yang sebenarnya merupakan sinyal awal tubuh bahwa ada gangguan saraf-otot yang lebih dalam.
Padahal, menurut Nona, deteksi dini sangat krusial. “Dengan diagnosis yang tepat, penderita bisa mengkonsumsi obat seperti Mestinon, yang dapat membantu memperbaiki transmisi saraf dan meningkatkan kekuatan otot,” katanya.
Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berujung pada kondisi fatal seperti myasthenic crisis, yaitu kegagalan pernapasan yang membutuhkan penanganan darurat.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak menyepelekan kelelahan berlebihan yang disertai gejala lain seperti kelopak mata turun atau gangguan berbicara.
“Jika Anda atau keluarga mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter saraf. Jangan tunggu sampai gejalanya memburuk,” tambahnya.
FK USK terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini berbagai penyakit saraf, khususnya yang gejalanya sering tertukar dengan kondisi ringan. Edukasi dan informasi medis yang akurat menjadi kunci pencegahan komplikasi yang lebih berat di kemudian hari. []