ORINEWS.id – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, kemiskinan dan ketimpangan masih menyelimuti sebagian besar dunia. Termasuk di Indonesia.
SBY menuturkan, setiap hari ada 838 juta orang yang pada malam hari tidak bisa tidur karena lapar. Di Indonesia yang masuk kategori miskin ada sekitar 24 juta jiwa.
“Di Indonesia, sekitar 24 juta orang hidup dalam kemiskinan. Ini bukan sekadar tantangan sosial ekonomi. Ini adalah krisis keadilan global,” kata SBY dalam pidato kebangsaannya soal gejala “The World Disorder and The Future of Our Civilization” yang digelar Institut Peradaban di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
Miliarder ke Luar Angkasa
SBY miris melihat kenyataan yang terjadi. Di saat jutaan manusia masih berjuang untuk bisa makan 2-3 kali sehari, di satu sisi banyak miliarder yang berlomba-lomba pergi ke ruang angkasa. Dia menilai, jika ketimpangan ini dibiarkan, maka akan memicu instabilitas sosial, ekstremisme, bahkan konflik antarkelas.
“Tapi jika ditangani dengan baik melalui ekonomi yang inklusif, pajak yang lebih adil, pendidikan dan akses digital yang lancar merata, maka kita bisa mengubah ini menjadi kekuatan baru dalam peradaban kita,” ungkap SBY.
Menurutnya, inilah saatnya untuk sejenak merenungkan gagasan Sun Yat Sen, seorang tokoh revolusioner China mengenai ekonomi. Sun Yat Sen populer karena pemikiran ekonominya yang progresif dan berorientasi pada rakyat, terutama untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial di China.
“Mungkin sudah saatnya, kata Sun Yat Sen, kita mencari jalan tengah dalam sistem ekonomi,” tutupnya.