ORINEWS.id – Perkemahan World Scout Moot ke-16 diadakan di Portugal mulai berlangsung hari ini, 25 Juli hingga 3 Agustus 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 9000 pramuka penegak dan pandega dari 117 negara. Sayangnya, Gerakan Pramuka Indonesia tidak mengirim kontingennya karena larangan dari pimpinan Kwarnas.
“Sesuai dengan arahan Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) tentang penundaan giat ke luar negeri, maka Pimpinan Kwarnas memutuskan untuk tidak mengirimkan kontingen ke 16th World Scout Moot 2025, Portugal,” tulis surat bernomor 0069-00-j yang ditandatangani Sekjen Kwarnas Mayjen TNI (Purn) Bachtiar.
Dalam suratnya tersebut, Bachtiar menjelaskan Kwarnas mengembalikan dana yang sudah disetor Kwartir Daerah. Ada 26 peserta dari Kwarda Aceh, Jawa Tengah dan Jawa Barat yang mendaftar ke panitia World Scout Moot di Portugal. Para peserta kecewa karena mereka telah lolos seleksi di tingkat kecamatan hingga provinsi. Biaya untuk mengikuti kegiatan itu sebesar Rp 60 juta/orang berasal dari kwartir daerah, pribadi dan sumber lain. Tidak ada biaya dari Kwarnas atau APBN.
“Pimpinan Kwarnas salah besar menginterpretasikan arahan Bapak Presiden selaku Ketua Mabinas Pramuka. Kebijakan tersebut mundur ke belakang dan tidak sesuai dengan amanah Bapak Pramuka Kak Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendorong pramuka Indonesia berpartisipasi di dunia internasional,” kata Priyo Mustiko, anggota Majelis Pembimbing Daerah Kwarda Pramuka Yogyakarta dalam penjelasannya, Jumat (25/7).
Pada tahun 1967, Priyo mewakili Indonesia menjadi peserta Jambore Dunia Pramuka di Idaho, Amerika Serikat. Kami, kata Priyo, mendapat apresiasi dari ribuan peserta karena Gerakan Indonesia bergabung kembali ke dalam World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Menurut Priyo, sampai hari ini, Kwarnas juga belum mengeluarkan edaran kegiatan Jambore Asia Pasifik yang akan diadakan pada Desember 2025 di Filipina. Padahal pendaftaran bakal ditutup akhir Juli ini. Pimpinan Kwarnas juga belum mendaftar keikutsertaan delegasi Indonesia dalam Konferensi Pramuka Asia Pasifik di Taiwan pada Oktober 2025.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal WOSM David Berg dan Direktur Eksekutif Biro Pramuka Regional Asia Pasifik Jose Rizal C. Pangilinan bertemu dengan pimpinan Kwarnas di Jakarta. Salah satu agenda yang dibicarakan adalah tunggakan iuran WOSM oleh Gerakan Pramuka yang nilainya sekitar 800 ribu dollar Amerika. Keduanya menghimbau Kwarnas mengirimkan kontingen Indonesia untuk mengikuti Jambore dan Konferensi Pramuka Asia Pasifik tahun ini.
Pada 1 Juli 2025, ketua Kwarnas mengundang ketua Kwarda seluruh Indonesia untuk Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) di sebuah hotel di Jakarta. Salah satu kesepakatan itu adalah bahwa Kwarda mendukung kebijakan Kwarnas untuk menseleksi dan pembatasan pengiriman kontingen Indonesia pada kegiatan kepramukaan internasional.
Koordinator Gemma Pramuka (Gerakan Menegakkan Satya dan Darma Pramuka) Djatmiko Rasmin menyayangkan sikap pasif dan “yes man” pimpinan Kwarda di dalam Rakorsus. Seharusnya mereka membela adik-adik pramuka yang memiliki hak mengikuti kegiatan internasional sebagai bagian dari proses pendidikan.
“Kakak pimpinan Kwarda semestinya kritis terhadap blunder kebijakan Kwarnas ini. Kepada Bapak Presiden Prabowo selalu Ketua Mabinas Pramuka kami mohon meluruskan kesalahan yang dilakukan ketua Kwarnas, ” kata Djatmiko, jurnalis yang merupakan mantan pengurus Kwarda DKI Jakarta.[]