ORINEWS.id – Dalam sebuah sesi sidang yang memanas di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), delegasi Rusia melontarkan pernyataan tajam yang langsung menyedot perhatian dunia.
Forum yang seharusnya fokus pada isu perlucutan senjata nuklir justru berubah menjadi panggung konfrontasi diplomatik yang mengguncang norma lama.
Rusia dengan lantang mempertanyakan keberadaan Israel dalam forum tersebut, mengingat negara itu bukan bagian dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Lebih dari itu, Israel juga belum pernah mengizinkan inspeksi internasional terhadap fasilitas nuklirnya, sebuah standar yang biasanya ditegakkan terhadap negara lain.
“Kenapa mereka ada di sini? Kemunafikan!” ujar perwakilan Rusia dengan suara yang menggemakan kritik tajam terhadap hipokrisi global.
Pernyataan itu membuat suasana ruang sidang langsung hening, seolah semua delegasi mencerna bobot tudingan tersebut dengan hati-hati.
Tak lama berselang, kutipan itu viral di media sosial dan memicu diskusi luas tentang keadilan dalam diplomasi internasional.
📎 Baca juga: Israel Diduga Campurkan Narkoba dalam Tepung Bantuan Gaza, Upaya Merusak Generasi?
🚨🇮🇷🇮🇱🇷🇺 Rusia di Dewan Keamanan PBB:
“Sangat aneh bagi kami bahwa Israel duduk di sini.
Israel bukan penanda tangan NPT, mengapa mereka ada di sini?!
Kemunafikan!” pic.twitter.com/DSDu4AK86F
— SW News – SOFT WAR NEWS (@SoftWarNews) June 25, 2025
Selama ini, Israel diyakini memiliki puluhan senjata nuklir, namun keberadaannya jarang menjadi sorotan utama di forum-forum global.
Berbeda dengan Iran atau Korea Utara yang kerap mendapat tekanan besar, Israel tampak menikmati posisi istimewa di panggung dunia.
Situasi ini menjadi sorotan banyak pihak yang mulai lelah dengan standar ganda yang berlaku di komunitas internasional.
Rusia memanfaatkan momen ini untuk menggugah kesadaran global tentang perlunya keadilan dan konsistensi dalam penegakan norma non-proliferasi.
Alih-alih mendapat kecaman, pernyataan Rusia justru banyak diapresiasi publik global yang menilai sudah waktunya narasi dominan dipertanyakan.
Di media sosial, tagar-tagar seputar Israel dan nuklir mendadak ramai, menandakan ada keresahan yang selama ini terpendam.
Publik mulai mempertanyakan mengapa satu negara bisa bebas dari aturan yang begitu ketat diberlakukan pada negara lain.
Langkah Rusia ini juga dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni narasi yang selama ini dikendalikan oleh blok Barat.
Meski tidak sedikit yang menuduh Rusia punya kepentingan sendiri dalam menyerang Israel, momen ini tetap dinilai penting dalam membuka ruang dialog baru.
Isu nuklir Israel selama ini seolah tabu untuk dibahas secara terbuka, namun situasi di PBB kali ini membuktikan bahwa batas itu mulai digeser.
Kini, perhatian dunia tertuju pada apakah PBB dan komunitas internasional akan menanggapi kritik ini secara serius atau justru kembali membungkam isu tersebut.
Apapun yang terjadi selanjutnya, insiden ini telah menjadi penanda penting bahwa dunia tak lagi mudah menerima narasi tunggal tanpa pertanyaan.
Ketika forum internasional mulai terbuka untuk kritik seperti ini, harapan untuk terciptanya keseimbangan diplomasi global semakin terbuka.
Dan mungkin, ini adalah awal dari babak baru dalam sejarah kebijakan nuklir internasional yang lebih transparan dan setara. []