ORINEWS.id – Dugaan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi meminta jatah pengamanan situs judi online (judol) saat masih menjabat sebagai menkominfo dikhawatirkan mengganggu kinerja kabinet. Presiden Prabowo Subianto diminta untuk memarkirkan sementara Budi Arie.
“Jadi kalau Presiden ingin dianggap punya komitmen dan keseriusan bagaimana menjaga inner circle-nya—orang-orang di sekelilingnya—dari perkara-perkara tindak pidana korupsi semacam ini, kejahatan-kejahatan semacam ini, Presiden juga mesti tegas. Mereka yang terlibat itu mestinya diganti saja,” kata Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah alias Castro saat dihubungi Inilah.com, dari Jakarta, Minggu (18/5/2025).
Menurut Castro, apabila Prabowo tidak tegas terhadap anak buahnya yang terseret perkara, maka sama saja ia turut membiarkan kejahatan itu terjadi. Minimal, kata dia, Prabowo harus memberhentikan sementara Budi Arie dari jabatannya selama proses hukum pengamanan situs judol berjalan.
“Kalau Presiden juga permisif terhadap menteri-menterinya atau di dalam sirkelnya terhadap kejahatan yang dilakukannya, itu sama saja kalau Presiden juga melakukan kejahatan itu,” ucapnya.
📎 Baca juga: Seret Nama Budi Arie, Uang Judol Rp171 Miliar Digelontorkan demi Situs Aman
Castro juga mendesak agar Budi Arie mengundurkan diri dari jabatannya selama proses hukum berjalan hingga ada putusan tetap.
“Kalaupun belum ada putusan pengadilan, kalau kita mesti membiasakan pejabat-pejabat yang tersangkut perkara agar dia lebih fokus menyelesaikan perkaranya, juga mestinya mundur,” ucapnya.
Asal tahu saja, Prabowo pernah menyampaikan peringatan keras kepada jajaran menterinya di Kabinet Merah Putih dan kepala lembaga negara untuk serius bekerja jika tidak ingin terkena reshuffle.
Prabowo menyatakan telah memberi waktu selama 100 hari pertama untuk para menterinya. Ia juga menyatakan tidak segan melakukan “bersih-bersih” terhadap menteri yang tidak bekerja demi kepentingan rakyat.
“Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya singkirkan,” kata Prabowo dalam acara Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) di Istora Senayan, kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025) malam.