ORINEWS.id – Miliarder legendaris Warren Buffett mengingatkan pentingnya diversifikasi mata uang di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dalam wawancara terbaru, CEO Berkshire Hathaway itu menyatakan bahwa mengandalkan sepenuhnya pada dolar Amerika Serikat (AS) dapat menjadi langkah yang berisiko.
“Meskipun dolar AS tetap menjadi mata uang dominan, kita tidak pernah tahu kapan kebijakan atau krisis akan mengubah segalanya,” kata Buffett.
Ia menilai, memiliki eksposur terhadap mata uang lain bisa menjadi strategi perlindungan terhadap gejolak moneter yang sulit diprediksi.
Pernyataan Buffett muncul di tengah tren global mengurangi ketergantungan terhadap dolar. Beberapa negara, termasuk China dan Rusia, mulai meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral mereka. Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve serta kekhawatiran akan resesi global turut memperkuat urgensi diversifikasi mata uang.
Sejumlah analis turut menggarisbawahi potensi perlambatan dominasi dolar AS dalam sistem keuangan internasional dalam jangka panjang. Sebagai alternatif, euro, yen Jepang, dan yuan China disebut sebagai pilihan yang patut dipertimbangkan oleh investor.
Kendati demikian, Buffett tidak memberikan rekomendasi mata uang tertentu. Ia hanya menekankan prinsip kehati-hatian, yakni tidak “menaruh semua telur dalam satu keranjang.”
Pernyataan tokoh investasi senior ini memicu perdebatan di kalangan ekonom. Sebagian mendukung langkah diversifikasi sebagai strategi mengelola risiko, sementara lainnya meyakini bahwa status dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia masih akan bertahan dalam waktu lama. []