TERBARU

NasionalNews

Rakyat Kehilangan Harapan soal Ijazah Palsu saat Saksikan Polisi Istimewakan Jokowi

ORINEWS.id -Dalam menangani kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi, aparat kepolisian sepertinya sangat mengistimewakan ayah dari Wapres Gibran Rakabuming Raka itu seperti warga negara kelas satu yang tidak tersentuh hukum.

Demikian pandangan peneliti media dan Politik Buni Yani dikutip dari akun Facebook pribadinya, Senin 28 Juli 2025.

“Bahkan kini rakyat melihat Jokowi di atas hukum,” kata Buni Yani.

Dalam kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan Jokowi di Polda Metro Jaya, polisi bergerak cepat menaikkan kasus ini ke tingkat penyidikan. 

Sementara dalam kasus laporan Tim Pembela Ulama dan Aktivis alias TPUA di Bareskrim, lembaga ini menunjukkan keengganan untuk memeriksa ijazah Jokowi menggunakan teknologi yang seharusnya. 

“Bareskrim dengan segera menyatakan ijazah Jokowi asli dan menghentikan penyelidikan,” kata Buni Yani.

Menurut Buni Yani, situasi ini membuat rakyat kehilangan harapan dan marah. Mengapa hukum sebagai benteng terakhir semua warga negara dalam mencari keadilan kini semakin jauh bahkan telah dinistakan oleh aparat penegak hukum sendiri. 

Baca Juga
Jokowi Umumkan Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh FATF

“Kondisi ini sangat rentan menimbulkan ledakan kerusuhan karena perasaan ketidakadilan sudah dirasakan sampai masyarakat bawah,” pungkas Buni Yani.

Diketahui, Polda Metro Jaya sudah mengeluarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) terhadap 12 orang terlapor atas kasus tudingan ijazah palsu Jokowi.

Ada total lima perkara mengenai kasus ijazah Jokowi yang ditangani Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Sebanyak 12 terlapor di antaranya adalah Eggi Sudjana, Rizal Fadillah, Kurnia Tri Royani, Rustam Efendi, Damai Hari Lubis, Roy Suryo, Rismon  Sianipar, Tifauzia Tyassuma, Abraham Samad, Mikhael Benyamin, dan Ali Ridho

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks