ORINEWS.id – Perwakilan Miss Papua Pegunungan Merince Kogoya didepak dari ajang Miss Indonesia 2025 akibat video dirinya yang mengibarkan bendera Israel viral. Video tersebut diketahui dibuat di wilayah Papua dan menunjukkan dirinya bersama sejumlah orang yang menari sembari mengibarkan bendera Israel.
“Giat bagi SION, Setia bagi YERUSALEM, berdiri bagi ISRAEL, Bangkit bagi Negeri dan Menuai bagi Bangsa-bangsa,” tulisnya di akun Instagramnya @kogoya_merry.
Kontan, aksinya tersebut panen hujatan netizen. Terlebih mengingat situasi Politik global saat ini di mana Indonesia amat getol membela kemerdekaan Palestina atas jajahan Israel.
“Thanks buat Yayasan MI yang tegas terhadap peserta yang mendukung tindakan kontroversial,” tulis salah satu pengguna media sosial.
“Alhamdulillah, ini bentuk keberpihakan terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” komentar warganet lainnya.
Akun komunitas pageant @sobat_pageant turut membenarkan informasi tersebut.
“Miss Papua Pegunungan yakni Merince Kogoya dikabarkan telah dipulangkan kemarin malam dan tidak lagi melanjutkan kompetisi di Miss Indonesia 2025,” tulis akun itu.
Akun itu juga menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan langkah dari Yayasan Miss Indonesia untuk menegaskan komitmen mereka terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi yang dijunjung dalam pelaksanaan ajang tersebut. Dengan keluarnya Merince, kini tersisa 37 finalis yang masih bersaing dalam kontes Miss Indonesia 2025.
Merince Kogoya ungkap kekecewaannya
Lewat unggahan di akun Instagramnya, Merince Kogoya menuliskan kekecewaannya didepak dari ajang tersebut. Ia merasa usaha dan perjuangannya sia-sia.
“Berjuang dengan pertarungan hebat, orang lain yang menikmati,” tulis Merince Kogoya di akun Instagram @kogoya_merry.
Merince juga menjelaskan bahwa perjalanannya menuju panggung Miss Indonesia 2025 tidaklah mudah. Ia dan timnya telah melalui berbagai rintangan, termasuk situasi genting di daerah asalnya saat proses pembuatan video profil berlangsung.
“Tuhan tidak pernah buta melihat perjuangan anak-Nya. Perjuangan saya 4 bulan hingga berhasil mendapatkan sash Finalis Papua Pegunungan dan mengorbankan banyak hal, mendapatkan bantuan sampai dengan 65juta+ bahkan tim saya pun turut merasakannya lelahnya perjuangan ini. Nyawa jadi taruhan, di situasi penembakan, kami pergi untuk pembuatan video profil. Sakit, jatuh bangun, tangisan dalam perjalanan ini,” lanjutnya.
Menyayangkan keputusan penyelenggara terhadap kebebasannya berpendapat
Perempuan berusia 20 tahun itu juga menyayangkan keputusan penyelenggara Miss Indonesia yang dinilainya mendadak dan dipicu oleh tekanan publik. Merince merasa dicap sebagai pro Israel hanya karena keyakinan agamanya yang ia jalankan secara pribadi.
“Saya hanya menjalankan kepercayaan saya sebagai pengikut Kristus untuk berdoa memberkati, mendoakan pertobatan dan perdamaian Israel. Namun video reels saya 2 tahun lalu disebarluaskan dengan berbagai macam pendapat yang tidak benar tetang keyakinan saya,” tambahnya.
Ia pun mengekspresikan kekecewaannya terhadap pihak penyelenggara yang menurutnya mengambil keputusan berdasarkan tekanan komentar netizen yang pro terhadap Palestina. Namun, Merince Kogoya pun tak lupa mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf pada keluarga besar Papua Pegunungan yang telah memberikan support kepadanya.
“Saya sudah berusaha memberikan yang terbaik, namun nyatanya keputusan @missindonesia diambil berdasarkan komentar pro Palestina yang berbeda pendapat dengan keyakinan saya,” tutup Merince Kogoya.
Siapa Merince Kogoya?
Merince Kogoya adalah seorang mahasiswi yang memiliki berbagai prestasi akademis dan non-akademis. Sebelum terjun ke dunia pageant, ia telah menunjukkan kemampuannya dalam berbagai bidang, termasuk sains dan olahraga. Beberapa pencapaian yang diraihnya antara lain:
- Mahasiswa berprestasi di Universitas Cenderawasih (UNCEN).
- Lulusan SMA Negeri 3 Jayapura.
- Pernah mengikuti Kompetisi Sains Nasional Tingkat Provinsi (KSN-P) tahun 2021.
- Pernah berpartisipasi dalam Honda DBL 2022-2023.
Setelah pengunduran dirinya, posisi Merince Kogoya digantikan oleh Karmen Anastasya, runner-up pertama dari Papua Pegunungan. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi banyak orang tentang dampak dari tindakan di media sosial dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi karier seseorang.