ORINEWS.id – Ilmuwan NASA berhasil menemukan kembali Camp Century, sebuah pangkalan militer rahasia milik Amerika Serikat (AS) yang telah lama terkubur di bawah lapisan es Greenland. Temuan ini terjadi saat para ilmuwan menguji sistem radar canggih untuk memindai bagian bawah lapisan es di Lingkaran Arktik.
Pangkalan Rahasia Era Perang Dingin
Penemuan dilakukan selama misi penerbangan musim semi lalu. Radar canggih NASA mendeteksi pola-pola tak biasa di bawah permukaan es, yang kemudian diidentifikasi sebagai jaringan terowongan dan bangunan.
Awalnya para peneliti mengira itu merupakan sisa-sisa peradaban kuno yang hilang. Namun setelah ditelusuri, lokasi itu terkonfirmasi sebagai Camp Century — pangkalan rahasia yang dibangun AS pada tahun 1959 sebagai bagian dari Proyek Iceworm.
Proyek tersebut merupakan rencana Pentagon untuk membuat sistem peluncuran rudal nuklir tersembunyi yang mampu mencapai Uni Soviet. Namun rencana itu dibatalkan dan pangkalan ditinggalkan tahun 1967 karena pergeseran lapisan es Greenland membuat struktur menjadi tidak stabil.

📎 Baca juga: Ancaman Nuklir Rusia Jangan Dianggap Remeh, Picu Perang Dunia III
Terkubur Selama Puluhan Tahun
Saat ini, Camp Century terkubur di kedalaman sekitar 30 meter di bawah lapisan es. Pemindaian radar menunjukkan jaringan terowongan sepanjang 3 kilometer, lengkap dengan struktur bangunan bawah tanah. Ilmuwan NASA, Chad Greene, mengatakan bahwa lanskap Arktik sangat ekstrem dan tidak ramah bagi kehidupan.
“Rasanya seperti melihat permukaan planet lain,” ujar Greene. “Sulit dibayangkan ada aktivitas manusia di bawah es setebal ini.”
Kepentingan Geopolitik di Greenland
Berdasarkan perjanjian tahun 1951 dengan Denmark, AS diperbolehkan membangun instalasi militer di Greenland. Saat puncaknya selama Perang Dingin, AS mengoperasikan 17 pangkalan militer di seluruh pulau dengan total sekitar 10.000 tentara. Kini, tersisa satu pangkalan aktif yaitu Pangkalan Luar Angkasa Pituffik.

Presiden Donald Trump sempat menggemparkan dunia dengan pernyataannya yang ingin membeli Greenland dari Denmark. Ia menyatakan bahwa wilayah tersebut sangat penting untuk keamanan nasional AS, mengingat Rusia dan Cina mulai menunjukkan ketertarikan terhadap wilayah Arktik yang kaya sumber daya.
Namun, pernyataan tersebut ditolak keras oleh Perdana Menteri Denmark dan juga Perdana Menteri Mute Egede. Mereka menyatakan bahwa Greenland bukan untuk dijual.
“Greenland adalah milik rakyat. Kami tidak akan pernah menjualnya,” tegas Egede dalam wawancara dengan Reuters pada Desember lalu. []