TERBARU

InternasionalNews

Sosok Ayesha Farooq Pilot Pesawat Tempur Wanita Pertama Pakistan, Ramai Disebut Tembak Jatuh Jet Rafale India

ORINEWS.id – Sosok Ayesha Farooq, pilot jet tempur Angkatan Udara Pakistan belakangan viral di media sosial. Dia disebut-sebut sukses menembak jatuh pesawat Rafale milik militer India saat perang kedua negara itu terjadi beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, Pakistan menyatakan pilot-pilot jet tempurnya berhasil menembak jatuh lima jet tempur India beberapa waktu lalu sebelum gencatan senjata dengan India terjadi. Lima pesawat tersebut terdiri dari tiga Dassault Rafale, satu MiG-29, dan satu Su-30MKI.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Pakistan atas kabar Ayesha Farooq menjadi pilot yang berhasil menembak jatuh jet-jet tempur India, sosok wanita berjilbab itu tetap ramai dibahas di media sosial.

Lantas bagaimanakah profil Ayesha Farooq? Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (14/5/2025), simak ulasan selengkapnya.

Sosok Ayesha Farooq

Ayesha Farooq berasal dari Bahawalpur, sebuah kota bersejarah di Provinsi Punjab. Selama sepuluh tahun terakhir pada tahun 2013, sebanyak 25 perempuan telah bertugas di Angkatan Udara Pakistan, namun hanya Ayesha yang diberi izin menjalani misi tempur.

Meski menjadi satu-satunya perempuan dalam skuadronnya, Ayesha tak merasa diperlakukan berbeda.

“Aku tak merasa ada perbedaan. Kami melakukan aktivitas dan tugas yang sama, menentukan presesi pemboman,” ujar perempuan yang kala itu berusia 26 tahun.

Ia bertugas di Pangkalan Mushaf di Pakistan utara, tempat persenjataan diletakkan di bawah suhu yang bisa mencapai 50 derajat Celcius.

Berpostur kecil dibanding rekan-rekannya yang bertubuh tegap, Ayesha mengenang perdebatan sengit yang pernah terjadi antara dirinya dengan sang ibu yang merupakan seorang janda yang tidak mengenyam pendidikan formal. Perdebatan keduanya terjadi karna ia ingin bergabung dengan AU Pakistan.

“Dalam masyarakat kami, kebanyakan gadis tak akan berpikir melakukan hal-hal menantang seperti menerbangkan pesawat terbang,” kata Ayesha Farooq.

BACA JUGA
USK Kukuhkan Enam Guru Besar

Perjalanan Karier Ayesha Farooq

Dalam wawancaranya dengan DW pada 6 September 2013, Ayesha Farooq mengungkap saat masih kecil sangat menyukai seragam militer. Hal itulah yang menjadi salah satu inspirasi awalnya ingin bergabung dengan militer.

“Bertahun-tahun kemudian, inspirasi itu menjadi kenyataan saat saya mendapat kesempatan untuk bergabung dengan angkatan Udara,” katanya.

Dia mengakui untuk mewujudkan cita-cita ebagai pilot pesawat tempur tidaklah mudah baginya. Dia mengakui mendapat tentangan di keluarga.

“Kemudian saya harus bekerja lebih keras karena jenis kelamin saya. Misalnya, ketika saya bergabung dengan angkatan udara, saya harus membuktikan kepada rekan-rekan pria saya bahwa saya juga tahu tentang amunisi dan pesawat terbang,” katanya.

“Ketika Anda adalah satu-satunya wanita dalam profesi yang didominasi pria, semua mata tertuju pada Anda,” lanjutnya.

Meski dia telah ditinggal meninggal sang ayah sejak berusia tiga tahun, sang ibu membesarkan dirinya dan saudaranya dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Karenanya, dia mengaku sangat mengetahui sebuah perjuangan untuk meraih cita-cita.

Dia jugatak berkecil hati karena rekan kerja dan seniornya di angkatan Udara Pakistan terus menyemangatinya.

“Angkatan Udara Pakistan adalah lembaga yang hebat. Mereka tidak pernah membuat saya merasa rendah diri karena saya seorang wanita. Semuanya diputuskan berdasarkan prestasi,” katanya.

Pelatihan Militer Sangat Keras

Dia mengakui pelatihan militer yang dijalani sangat sulit. Sejumlah orang bahkan awalnya mengira dirinya takkan mampu melewati proses untuk menjadi pilot tempur.

Namun, anggapan mereka justru membuatnya semakin bertekad untuk meraih cita-cita menjadi pilot tempur. Dia pun menegaskan pilot jet tempur harus melalui banyak kesulitan sebab bukan pekerjaan kantoran.

“Kami bangun pukul empat pagi, dan terkadang kami tidur sekitar tengah malam. Lalu ada juga jadwal penerbangan malam. Bahkan saat kami libur, kami melakukan latihan fisik dan bermain permainan pikiran untuk menjaga kewaspadaan,” katanya.

BACA JUGA
Tak Disangka Titiek Puspa Ungkap Kedekatannya dengan Soekarno: Kita Pernah Tur 40 Hari Keliling Dunia

Momen Paling Berkesan Dalam Hidup

Menurutnya, pengalaman penerbangan solo pertama adalah momen yang paling berkesan dalam hidupnya. Momen itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan.

“Tidak mudah untuk menggambarkan apa yang saya rasakan saat itu; perasaan bahwa saya menerbangkan jet itu sendiri dan bahwa jet itu berada di bawah kendali saya,” katanya.

Dia mengaku banyak menerima telepon setiap hari dari gadis-gadis Pakistan yang ingin bergabung dengan angkatan Udara Pakistan.

“Saya merasa lebih bahagia ketika orang tua gadis-gadis itu menelepon saya dan mengatakan bahwa mereka ingin putri mereka menjadi pilot jet tempur,” katanya. []

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks