ORINEWS.id – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh melalui Program Studi S3 Studi Islam meluncurkan “Webinar Berseri Kajian Studi Islam”, sebuah forum akademik virtual yang akan digelar setiap Kamis diawal dan akhir bulan sepanjang Mei hingga Desember 2025. Webinar ini dipusatkan secara virtual di aula lantai II Gedung Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Program ini dirancang sebagai ruang kajian mendalam dan lintas disiplin tentang isu-isu keislaman kontemporer dengan menghadirkan pakar dari berbagai institusi nasional dan internasional.
Dalam edisi perdana, Kamis (8/5/2025), Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Mujiburrahman tampil sebagai narasumber utama dengan topik “Wawasan Studi Keislaman dalam Manajemen Pendidikan Islam”.
Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry Prof Eka Srimulyani menyebut program ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat tradisi keilmuan kampus.
“Rangkaian seri yang sistematis ini akan kami transkripsikan dan susun menjadi buku. Ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari kontribusi nyata Pascasarjana dalam membangun pusat kajian Islam Melayu Raya,” ujarnya.
Menurut Eka, format virtual memungkinkan keterlibatan peserta dari berbagai penjuru dunia, sejalan dengan visi UIN Ar-Raniry menjadi World Class University.
“Kami bangga UIN Ar-Raniry kini tercatat sebagai bagian dari proyek strategis nasional. Webinar ini adalah bagian dari gerak akademik menuju standar global,” katanya.
Ketua Program Studi S3 Studi Islam, Prof Syamsul Rijal menambahkan webinar ini akan menjadi forum dialog multi-perspektif, mempertemukan gagasan lintas keilmuan.
“Kami menggandeng narasumber dari Iran, Malaysia, hingga institusi riset nasional. Dengan ini, kami harap mahasiswa program doktor dapat mengembangkan riset yang lebih kontekstual dan berdampak,” ujarnya.
Sejumlah akademisi dan praktisi dijadwalkan menjadi narasumber dalam acara ini, antara lain Prof Siti Dzuhayatin yang kini menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Uzbekistan dan Kyrgyzstan. Selain itu, akan hadir pula Prof Hossein Mottaqi dari Adyan University Iran, serta Prof Yahya Jahangiri dari University of Islamic Denomination Iran.
Webinar ini juga akan menghadirkan Prof Ahmad Sunawari bin Long dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), dan Prof Dr (HC) Ir Mohammed Ali Berawi, seorang akademisi dari Universitas Indonesia. Selain mereka, sejumlah narasumber lainnya yang berasal dari Indonesia dan Malaysia juga akan turut memberikan kontribusi pemikiran dan pandangan mereka dalam diskusi ini.
Dalam paparannya, Rektor UIN Ar-Raniry menegaskan pentingnya paradigma “Ilmu Budi Bakti” dalam pendidikan Islam.
“Ilmu bukan sekadar pencapaian intelektual, tetapi harus membawa manusia pada pengabdian sosial dan spiritual,” ujar Mujiburrahman.
Guru besar Pemikiran Pendidikan Islam ini menjelaskan bahwa pendidikan Islam berpijak pada dua arus besar yakni peradaban wahyu dan peradaban nalar. Keduanya harus diintegrasikan dalam manajemen pendidikan modern.
“Manajemen Pendidikan Islam (MPI) hari ini tidak cukup bicara administrasi. Ia harus menyentuh aspek etika, spiritualitas, dan keadaban,” katanya.
Lebih lanjut, Mujiburrahman menyoroti urgensi adaptasi MPI terhadap dunia digital.
“Kita harus mampu menjawab tantangan pembelajaran jarak jauh dan transformasi teknologi tanpa kehilangan dimensi afektif dan moral. Pendidikan tetap harus membentuk manusia utuh yang berilmu, berakhlak, dan mampu memberi manfaat,” tambahnya. []