ORINEWS.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Aceh meluncurkan Program BERDIKARI TANI (Bersih dari Narkoba, Mandiri dalam Ketahanan Pangan dan Inflasi) di Desa Leungah, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Rabu, 23 Juli 2025. Program ini digagas bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.
Program BERDIKARI TANI merupakan langkah kolaboratif untuk memperkuat ketahanan pangan melalui pengembangan pertanian cabai merah, sekaligus menjadi strategi sosial-ekonomi di daerah yang rentan terhadap penyalahgunaan narkotika.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Hertha Bastiawan, mengatakan bahwa inflasi Aceh pada 2025 diperkirakan mencapai 2,38 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah fluktuasi harga bahan pangan bergejolak, termasuk cabai merah. Untuk itu, sektor pertanian cabai didorong sebagai solusi pengendalian inflasi.
“Inovasi ini tidak hanya mendorong kemandirian petani, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada cuaca dan risiko gagal panen, yang selama ini memicu gejolak harga,” kata Hertha dalam sambutannya.
Sebagai bagian dari program, Bank Indonesia memberikan pelatihan teknis kepada 30 anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Leungah. Pelatihan difokuskan pada penggunaan sistem irigasi tetes, teknologi pertanian modern yang dinilai efisien dalam penggunaan air dan mampu meningkatkan produktivitas hingga 30 persen.
Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri A. Jalil, menyambut baik peluncuran program tersebut. “Program ini sejalan dengan visi Pemerintah Aceh Besar dalam pemberdayaan pemuda dan ketahanan pangan. Dukungan Bank Indonesia melalui pelatihan dan sistem irigasi tetes menjadi katalisator pembangunan pertanian berkelanjutan,” ujarnya.
Desa Leungah dipilih sebagai lokasi percontohan karena memiliki potensi pertanian yang tinggi namun juga tergolong wilayah rawan penyalahgunaan narkotika. Program BERDIKARI TANI diintegrasikan dengan Grand Design Alternative Development (GDAD) dari BNNP Aceh yang mendorong masyarakat beralih dari tanaman ilegal ke komoditas pertanian bernilai ekonomi.
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, menyebut sinergi ini sebagai pendekatan komprehensif. “Sinergi dengan Bank Indonesia menciptakan solusi holistik: dari pemberantasan narkoba hingga penciptaan lapangan kerja berbasis pertanian,” katanya.
Bank Indonesia menyampaikan komitmen untuk mendorong replikasi program di wilayah lain yang memiliki karakteristik serupa, baik dari sisi risiko inflasi maupun kerentanan sosial.
Acara peluncuran ditutup dengan gerakan tanam bibit cabai bersama dan demonstrasi penggunaan sistem irigasi tetes. Kegiatan ini turut dihadiri unsur TNI/Polri, dinas terkait, tokoh masyarakat, serta media. []