ORINEWS.id – Komisi IV DPRK Banda Aceh melakukan peninjauan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Kamis (26/6/2025). Mereka memantau pelayanan mulai dari Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang hemodialisa (cuci darah), hingga ruang rawat inap yang baru rampung, Al Huda. Kunjungan itu merupakan tindaklanjut dari Pembahasan Rancangan Qanun (Raqan) Pertangungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) Banda Aceh Tahun Anggaran 2024.
Kunjungan itu dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, serta diikuti oleh Wakil Ketua Komisi, Aulia Afrizal beserta anggota, Januar Hasan dan Muhammad Iqbal.
Mereka disambut oleh Direktur RSUD Meuraxa, dr Taufik Wahyudi Mahady, Wakil Direktur Pelayanan, dr Suriatu Laila, Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan, Nita Adlina, dan pejabat lainnya.
Dalam kunjungan itu, Anggota Komisi IV DPRK Banda Aceh melihat proses penerimaan dan penanganan pasien di IGD rumah sakit tersebut. Mereka juga melihat kelayakan fasilitas, serta mendengarkan pendapat para pasien.
Farid Nyak Umar menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan mengenai laporan keuangan Pemko Banda Aceh APBK 2024. Katanya, mereka sudah melakukan pertemuan dengan manajemen RSUD Meuraxa, selaku mitra kerja Komisi IV pada Selasa (24/6) yang kemudian dilanjutkan peninjauan lapangan.
Dari kunjungan itu, Farid menyoroti mengenai pelayanan di IGD RSUD Meuraxa yang ia nilai memerlukan penataan tata letak ruangan agar lebih sesuai dengan standar pelayanan. Begitu juga perbaikan fasilitas ruang, interior serta peralatan medis. Tujuannya agar penanganan pasien lebih efektif dan efisien, serta memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.
“Karena IGD itu adalah etalase dari Rumah Sakit, kesan pertama orang akan didapat saat masuk IGD. Oleh karena itu, kami berharap pak direktur baru dan manajemen melakukan pembenahan fasilitas IGD, meliputi renovasi gedung dan penataan tata letak ruangan yang lebih efisien, agar alur pasien lebih lancar dan tidak terjadi “cross infection”. Perlu juga penambahan atau peningkatan peralatan medis untuk menunjang penanganan pasien gawat darurat yang berkualitas dan responsif,” ujar Farid.
Farid menekankan, manajemen harus mengubah penataan dan layanan, agar mindset masyarakat terhadap rumah sakit milik Pemko Banda Aceh itu semakin baik. Apalagi, saat ini rumah sakit itu tidak hanya melayani pasien Banda Aceh, tapi juga pasien rujukan dari luar daerah.
“Pelayanan yang diberikan harus humanis, mulai dari pasien tiba di IGD sampai mendapatkan pelayanan dari tenaga medis. Jadi perlu adanya upgrade dan peningkatan kapasitas SDM di IGD. Karena jika pelayanan baik, mereka bahagia, itu akan membantu mengurangi rasa sakit pasien,” katanya.
Selain itu, Farid juga menyoroti gedung baru RSUD Meuraxa, tepat di ruang rawat inap Al Huda yang belum difungsikan dan belum memiliki jalur ramp yang menghubungkan antar lantai, yaitu jalur yang bisa mendorong tempat tidur pasien antar lantai.
“Tidak bisa cuma andalkan lift, karena kalau nanti listrik bermasalah atau kondisi darurat, tentu tidak bisa dipakai tangga, bagaimana mau menurunkan atau menaikkan pasien ke lantai atas,” ujar Farid.
Sementara itu, dr Taufik menyampaikan terima kasih atas dukungan dan masukan dari Komisi IV DPRK Banda Aceh kepada pihak rumah sakit, untuk terus perbaikan pelayanan.
“Kami sudah menerima masukan dari Komisi IV DPRK tentang perbaikan IGD, yang merupakan etalase rumah sakit. Kita akan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan di IGD dan RSUD Meuraxa. Ini juga sesuai dengan arahan dari Ibu Walikota,” ujarnya.
Ia berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut, sebagaimana permintaan Komisi IV DPRK Banda Aceh.
“Karena kalau pasien mendapat pelayanan yang baik dan kenyamanan, maka secara psikologis 40 persen penyakitnya sudah teratasi. Insya Allah kami komit untuk melakukan pembenahan layanan,” ujar Taufik.
Kunjungan Komisi IV DPRK berakhir setelah mendengarkan presentasi rencana pembenahan dan perbaikan IGD oleh dirut RSUD Meuraxa.
Turut hadir mendampingi dalam pertemuan tersebut Ketua Dewan Pengawas RSUD Meuraxa, Muhammad Ben Umar, dan beserta anggota dewas, Indra Milwady dan Kun Misbahul Munawar.[]