ORINEWS.id – Pemerintah Aceh menerima kunjungan resmi delegasi UNESCO bersama sejumlah investor asal China dan Malaysia di Kantor Gubernur Aceh, Rabu (25/6/2025). Audiensi yang difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh ini bertujuan untuk mempererat kerja sama di bidang warisan budaya, investasi ekonomi, serta riset kebencanaan.
Delegasi diterima langsung oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza, dan Kepala Biro Perekonomian, Zaini Zubir, mewakili Pemerintah Aceh. Sebelumnya, Kadin Aceh telah berkoordinasi dengan Asisten II Setda Aceh guna memastikan pertemuan berlangsung kondusif.
Delegasi UNESCO yang hadir terdiri dari para pakar warisan dunia, sementara dari kalangan bisnis tampak sejumlah nama penting, antara lain Yang Zhou, Yang JiuShan, Dong Wei, Li Wenyue, Wang Yan, Chi Te Chen, Peng Shih Ming, Ho Weng Onn, serta Dato Mohd Shukri Bin Buyong.
Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Aceh memaparkan potensi strategis daerah, mulai dari warisan sejarah, peradaban Aceh, hingga sektor ekonomi unggulan seperti kopi Gayo, kelapa sawit, perikanan, minyak dan gas, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, serta Freeport dan Free Trade Zone Sabang.
📎 Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Iran Berlaku, Warga Dunia Bisa Tarik Napas Lega
Terkait kunjungan UNESCO, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza, menekankan pentingnya riset kebencanaan yang akan dilakukan di wilayah Lhoong, Aceh Besar, khususnya di kawasan Gua Ek Leuntie yang diyakini menyimpan catatan pola sedimen tsunami masa lampau.
“Ini bukan hanya untuk kepentingan sejarah, tapi juga untuk mitigasi bencana di masa depan,” ujar Robby.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Aceh, TAF Haikal, menyebutkan kunjungan ini merupakan bentuk penghormatan serta langkah awal untuk membuka peluang kerja sama lintas negara.
“Ini adalah bentuk assalamu’alaikum resmi dari delegasi internasional sebagai niat baik untuk menjalin sinergi, khususnya di bidang warisan budaya dan investasi ekonomi,” ujar Haikal.
Kadin Aceh sendiri menyatakan dukungan penuh terhadap misi kolaboratif ini.
“Kadin akan terus menjembatani pelaku usaha dan investor dalam membangun Aceh, sebagaimana mandat kami berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987,” tegas Haikal.
Selain itu, delegasi UNESCO dijadwalkan bertemu kalangan akademisi di Aceh guna membahas riset lanjutan di bidang kebencanaan dan sejarah.
Pertemuan ditutup dengan pertukaran cenderamata antar institusi sebagai simbol persahabatan dan komitmen kerja sama. Sebelum meninggalkan Kantor Gubernur, pimpinan delegasi Dato Shukri menyampaikan harapan terhadap kelancaran misi mereka, terutama di Sabang.
“Kami mohon doa untuk misi kami di Sabang. Assalamu’alaikum,” ucap Dato Shukri dengan logat khas Melayu. []