ORINEWS.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Besar menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tingkat Kabupaten Aceh Besar Tahun 2025, yang diikuti oleh 98 peserta lintas sektor dan dibuka secara resmi oleh Asisten I Sekda Aceh, Besar Farhan AP, di Orion Hall, Garut-Keutapang, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Kamis (19/6/2025).
Dalam sambutannya, Farhan menyampaikan, kegiatan tersebut menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi dan komitmen bersama lintas sektor.
“Rakor ini bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi menjadi titik awal penyusunan program pencegahan dan pengendalian penyakit secara terintegrasi di Kabupaten Aceh Besar. Tanggung jawab ini tidak hanya milik Dinas Kesehatan, namun merupakan kewajiban bersama seluruh elemen pemerintahan, dari tingkat kabupaten hingga desa,” ujar Farhan.
Rakor tersebut menghadirkan tujuh narasumber, terdiri dari dua pemateri dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, tiga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh, serta seorang dokter spesialis kesehatan jiwa. Peserta rakor meliputi unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, para camat, kepala puskesmas (Kapus), dan penanggung jawab program P2P dari seluruh Aceh Besar.
Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Aceh Besar, Neli Ulfiati, dalam pemaparannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh peserta. Ia menegaskan bahwa rakor tersebut merupakan bagian dari program rutin Dinas Kesehatan yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam peningkatan pelayanan kesehatan.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran semua peserta. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki semangat yang sama dalam membangun pelayanan kesehatan yang lebih baik, khususnya dalam menghadapi tantangan penyakit menular dan tidak menular,” ungkap Neli.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Ia menjelaskan, penyakit menular seperti TBC, HIV, malaria, kusta, diare, pneumonia, dan DBD masih menjadi masalah utama di Aceh Besar. Di sisi lain, kasus penyakit tidak menular seperti stroke, kanker, diabetes melitus (DM), hipertensi, dan penyakit jantung juga mengalami peningkatan signifikan dan menjadi penyumbang utama angka kematian dan kesakitan (mortalitas dan morbiditas).
Neli juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya cakupan imunisasi di Aceh Besar, yang pada tahun 2024 hanya mencapai 25 persen dan hingga Mei 2025 tercatat baru 11,4 persen.
“Cakupan imunisasi yang rendah menjadi persoalan serius. Imunisasi adalah strategi efektif dalam mencegah penyakit menular, dan rendahnya angka ini membuat upaya pengendalian menjadi kurang optimal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Neli menyambut baik program nasional yang diusung Presiden terpilih terkait Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang menurutnya dapat menjadi langkah awal pencegahan untuk mendeteksi penyakit secara dini.
“Kami akan terus mensosialisasikan Cek Kesehatan Gratis ke seluruh lapisan masyarakat. Ini adalah kesempatan untuk mengidentifikasi risiko kesehatan sejak dini, sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut,” sebut Neli.
Ia mengajak seluruh lintas sektor dan elemen masyarakat untuk bersinergi mendukung program pencegahan dan pengendalian penyakit di Kabupaten Aceh Besar.
“Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat komitmen dan kerjasama dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” pungkasnya.
Pembukaan rakor tersebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua TP-PKK Aceh Besar, Nurul Fazli, para kepala OPD di lingkungan Pemkab Aceh Besar, perwakilan rumah sakit, camat, dan kepala puskesmas dari seluruh wilayah Aceh Besar. Kegiatan berlangsung dengan diskusi aktif dan penyusunan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan di Aceh Besar.[]