ORINEWS.id – Wali Kota Los Angeles Karen Bass mengumumkan pemberlakuan jam malam di sebagian kota terbesar kedua di Amerika Serikat itu. Jam malam diterpakan di tengah protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump yang dinilai diskriminatif.
Jam malam berlaku pada 1 mil persegi (2,6 km persegi) di kawasan pusat kota dan akan berlaku mulai pukul 8 malam pada hari Selasa hingga pukul 6 pagi pada hari Rabu.
Jam malam diberlakukan untuk mengantisipasi keamanan kota.
Termasuk aksi penjarahan sejumlah toko di pusat bisnis Los Angeles.
“Banyak bisnis yang kini terkena dampak atau dirusak. Tadi malam, ada 23 (toko) bisnis yang dijarah. Saya kira jika Anda berkendara melewati pusat kota LA, grafiti ada di mana-mana dan telah menyebabkan kerusakan signifikan pada bisnis dan sejumlah properti,” kata Bass dalam konferensi pers.
📎 Baca juga: Demo di Los Angeles Memuncak Jadi Kerusuhan Besar, Trump Didugat usai Kerahkan Garda Nasional
“Jadi pesan saya kepada Anda adalah Jika Anda tidak tinggal atau bekerja di pusat kota LA, hindari daerah tersebut. Penegak hukum akan menangkap orang yang melanggar jam malam dan Anda akan dituntut.”
Bass memperkirakan jam malam akan tetap berlaku selama beberapa hari tetapi menekankan bahwa perintah tersebut hanya berlaku untuk sebagian kecil kota, yang mencakup luas 502 mil persegi (1.300 km persegi).
“Saya rasa penting untuk menyampaikan hal ini, bukan untuk meremehkan vandalisme dan kekerasan yang terjadi di sana karena sangat penting untuk mengetahui bahwa apa yang terjadi di wilayah seluas 1 mil persegi ini tidak memengaruhi kota,” kata Bass.
“Beberapa gambaran tentang protes dan kekerasan memberikan kesan bahwa ini adalah krisis yang terjadi di seluruh kota, padahal tidak demikian.”
16 Orang Ditangkap Menjarah Toko
NBCLosAngeles melaporkan polisi LAPD menangkap 16 orang karena penjarahan.
Dua petugas LAPD terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan dipulangkan.
Satu diantara sejumlah toko yang dijarah adalah Apple Store.
Penjarah juga menargetkan toko Adidas, apotek, apotek ganja, dan lokasi lainnya.
Video menunjukkan toko perhiasan yang rusak dan barang dagangan dikeluarkan dari rak.
Petugas Departemen Kepolisian Los Angeles Chris Miller mengatakan kepada City News Service bahwa seorang wanita ditangkap di lokasi perampokan Apple Store.
Dua orang lainnya terlihat ditahan oleh polisi karena melakukan penjarahan.
Bahkan sebuah kawasan di Los Angeles yang berderet toko perhiasan jadi target penjarah.
Imigran digerebek
Protes di Los Angeles meluas sejak pekan lalu.
Protes dilakukan warga, terutama kaum imigran, terhadap kebijakan pemerintahan Trump yang memerintahkan imigrasi menggerebek migran tidak berdokumen di AS termasuk Los Angeles.
Ini adalah aksi hari kelima para imigran di Los Angeles.
Akibat tindakan itu, imigran protes dan berujung kerusuhan dimana mobil-mobil polisi dibakar dan toko-toko dijarah.
Saat berita ini diturunkan aksi serupa menyebar ke puluhan kota AS lainnya, termasuk New York, Chicago, dan Atlanta.
Tindakan Trump Dikecam
Tindakan keras Trump terhadap imigrasi dan pengerahan ribuan pasukan Garda Nasional dan Marinir untuk mengamankan pengunjuk rasa telah menuai kecaman dari para pejabat California.
Trump telah mengerahkan lebih dari 4.000 anggota Garda Nasional dan 700 Marinir.
Trump dituduh menyalahgunakan wewenangnya dan mengobarkan warga.
Dalam pidatonya kepada warga California pada Selasa malam, Gubernur California Gavin Newsom mengecam penggunaan kekuatan militer oleh Trump sebagai “penyalahgunaan kekuasaan yang terang-terangan”.
📎 Baca juga: Trump Kirim Pasukan Garda Nasional ke Los Angeles Tanpa Izin, Gubernur Newsom Murka
“Saat itulah kemunduran dimulai. Dia menggandakan pengerahan Garda Nasional yang berbahaya dengan mengobarkan api lebih keras lagi, dan presiden – dia melakukannya dengan sengaja,” kata Newsom.
“Rezim otoriter mulai dengan menyasar orang-orang yang paling tidak mampu membela diri. Namun, mereka tidak berhenti di situ.”
UU Pemberontakan
Presiden Trump membuka kemungkinan untuk menerapkan Undang-Undang Pemberontakan, yang memberi wewenang kepada presiden untuk mengerahkan pasukan militer di dalam AS guna menekan pemberontakan atau kekerasan dalam negeri.
Ini adalah salah satu kewenangan darurat paling ekstrem yang tersedia bagi seorang presiden AS.
“Jika terjadi pemberontakan, saya pasti akan melakukannya. Kita lihat saja nanti,” kata Trump dari Ruang Oval.
Presiden menyebut para pengunjuk rasa sebagai “binatang” dan “musuh asing” dalam pidatonya di Fort Bragg yang konon ditujukan untuk mengenang ulang tahun ke-250 Angkatan Darat AS.
Trump telah menggambarkan Los Angeles dengan istilah-istilah mengerikan yang menurut Bass dan Newsom sama sekali tidak mendekati kebenaran