TERBARU

BisnisEkonomi

Mengenal Altcoin: Mata Uang Kripto Selain Bitcoin yang Kian Menjanjikan

ORINEWS.id – Di tengah popularitas Bitcoin sebagai mata uang kripto pertama dan paling terkenal saat ini, muncul banyak aset digital lainnya yang disebut sebagai

. Jadi,

adalah istilah yang merujuk pada seluruh jenis mata uang kripto selain Bitcoin.

Meski sering dianggap sebagai “versi kedua”, sejumlah altcoin justru menawarkan inovasi, kecepatan, hingga efisiensi yang bagi beberapa orang lebih baik daripada Bitcoin. Misalnya, beberapa altcoin diciptakan untuk memperbaiki keterbatasan Bitcoin. Beberapa altcoin juga mengembangkan fungsi-fungsi baru yang tidak ada pada Bitcoin.

Untuk lebih memahaminya, berikut penjelasan lengkap tentang altcoin sebagai alternatif Bitcoin yang dinilai menjanjikan di dunia kripto.

Apa Itu Altcoin?

Altcoin adalah singkatan dari alternative coin, yakni istilah yang digunakan untuk menyebut seluruh mata uang kripto selain Bitcoin. Berbagai jenis altcoin muncul dengan menghadirkan teknologi, fitur, hingga tujuan yang berbeda-beda. Altcoin pertama yang dikenal secara luas adalah litecoin yang diluncurkan pada 2011 sebagai versi lebih ringan dari Bitcoin. Sejak saat itu, mulai muncul banyak altcoin lainnya yang tidak hanya meniru Bitcoin, tetapi juga menawarkan teknologi baru. Contohnya, Ethereum yang memperkenalkan konsep smart contract dan Monero yang berfokus pada privasi pengguna.

📎 Baca juga: BROGX Luncurkan Dana Ekosistem Web3.0 untuk Mendukung Inovasi Generasi Berikutnya di Bidang Blockchain

Secara umum, altcoin bisa dibedakan berdasarkan fungsi dan tujuannya. Ada yang dirancang untuk mempercepat transaksi, ada yang dibuat sebagai utility token dalam aplikasi blockchain, dan ada juga yang menstabilkan nilainya agar tidak terlalu fluktuatif. Oleh sebab itu, altcoin sering dianggap sebagai wadah inovasi di dunia blockchain hingga saat ini.

Jenis-Jenis Altcoin

Altcoin tidak hanya sekadar versi lain dari Bitcoin, melainkan banyak altcoin yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan atau solusi tertentu. Secara umum, jenis-jenis altcoin bisa dikategorikan berdasarkan fungsi atau kapitalisasi pasar (market cap).

BACA JUGA
Jelang Idul Adha, Pertamina Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kilo

Jenis Altcoin Berdasarkan Fungsi

1. Smart Contract Platform Coin

Jenis altcoin yang dirancang untuk menjalankan smart contract, program digital yang berjalan otomatis di blockchain tanpa perlu perantara. Altcoin-altcoin ini menjadi fondasi bagi banyak aplikasi decentralized financed (DeFi) dan NFT.

Contoh altcoin yang termasuk smart contract platform coin, antara lain Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Cardano (ADA).

2. Stablecoin

Stablecoin adalah jenis yang dirancang untuk memiliki nilai yang lebih stabil, biasanya dipatok ke aset seperti dolar Amerika Serikat. Jenis altcoin ini cukup populer digunakan sebagai alat tukar di dunia kripto karena volatilitasnya yang rendah dibanding mata uang kripto lainnya. Contoh stablecoin adalah Tether (USDT), USD Coin (USDC), dan DAI.

📎 Baca juga: Hasilkan $2,000 per hari, penggemar XRP gunakan penambangan jarak jauh Dogecoin dan Bitcoin

3. Privacy Coin

Privacy coin adalah jenis yang berfokus pada privasi dan anonimitas transaksi. Jenis ini menyembunyikan data pengirim, penerima, dan jumlah transaksi agar tidak bisa dilacak di blockchain publik. Contoh privacy coin adalah Monero (XMR) dan Zcash (ZEC).

4. Utility Token

Utility token digunakan dalam ekosistem tertentu untuk mengakses layanan, membayar biaya, atau memberi insentif pengguna. Jadi, nilainya tergantung pada permintaan terhadap layanan tersebut. Contoh utility token adalah Chainlink (LINK) dan BNB.

5. Governance Token

Governance token adalah jenis yang memberi hak suara kepada pemiliknya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan proyek blockchain seperti perubahan protokol. Contohnya adalah Uniswap (UNI) dan Aave (AAVE).

Jenis Altcoin Berdasarkan Kapitalisasi Pasar

1. Large-Cap Altcoin

Large-cap altcoin adalah jenis yang memiliki nilai kapitalisasi pasar di atas $10 miliar USD. Jenis ini dianggap lebih likuid dan stabil, meskipun tetap berisiko tinggi dibandingkan aset tradisional. Contoh jenis large-cap altcoin, antara lain Ethereum (ETH), BNB, Solana (SOL), dan XRP.

BACA JUGA
Tangis Vivi, Eks Pemain Sirkus Taman Safari Ngaku Disetrum dan Dikurung di Kandang Macan

2. Mid-Cap Altcoin

Mid-cap altcoin adalah jenis yang memiliki kapitalisasi pasar antara $1 miliar – $10 miliar USD. Jenis ini dianggap memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi daripada large-cap, tapi dengan risiko volatilitas yang lebih tinggi. Contoh jenis mid-cap altcoin adalah Chainlink (LINK), Polygon (MATIC), Internet Computer (ICP), dan Aptos (APT).

3. Small-Cap Altcoin

Small-cap altcoin adalah jenis altcoin dengan kapitalisasi pasar di bawah $1 miliar USD. Biasanya jenis ini masih dalam tahap awal pengembangan. Terkadang mereka menawarkan keuntungan besar, tetapi juga rentan terhadap volatilitas ekstrem, manipulasi pasar, hingga proyek gagal. Contoh small-cap altcoin, antara lain Akash Network (AKT), Render (RNDR), dan Request (REQ).

📎 Baca juga: BROGX Perkuat Sistem Keamanan Kripto, Terapkan Teknologi AI dan Dompet Dingin

Pro dan Kontra Altcoin

Namun, perkembangan altcoin juga mendatangkan beberapa pro dan kontra di masyarakat dunia. Berikut penjelasan pro dan kontra altcoin yang menarik diketahui:

1. Pro Altcoin

  • Menganggap altcoin sebagai versi perbaikan dari mata uang kripto sebelumnya. Contohnya, beberapa altcoin menawarkan waktu transaksi yang lebih cepat atau efisiensi energi yang lebih baik.
  • Altcoin dianggap memiliki utilitas yang lebih jelas, misalnya Ethereum yang memungkinkan smart contract. Hal itu menjadi peluang untuk bisa bertahan karena mereka memenuhi kebutuhan spesifik dalam ekosistem blockchain.
  • Ada banyak pilihan altcoin, sehingga investor memiliki banyak pilihan untuk diversifikasi portofolio sesuai tujuan dan toleransi risiko masing-masing.

2. Kontra Altcoin

  • Dibandingkan Bitcoin, altcoin umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang lebih kecil, sehingga dapat memengaruhi stabilitas dan kepercayaan investor.
  • Pasar altcoin dianggap memiliki volume perdagangan yang lebih rendah, sehingga bisa menyulitkan untuk membeli atau menjual dalam jumlah besar tanpa memengaruhi harga secara signifikan.
  • Tidak semua altcoin memiliki tujuan yang jelas, sehingga dapat membingungkan investor dalam menilai potensi jangka panjang.
  • Beberapa altcoin ditinggalkan oleh pengembangnya atau bahkan dibuat sebagai skema penipuan. Hal ini bisa menyebabkan kerugian bagi investor.
BACA JUGA
BYD Kuasai 36 Persen Pasar Mobil Listrik Indonesia, Terjual 15.000 Unit Sepanjang 2024

Kenapa Altcoin Jadi Alternatif yang Menjanjikan?

Terlepas dari pro dan kontranya, sejumlah pihak menganggap altcoin sebagai alternatif yang menjanjikan di dunia kripto. Ada beberapa alasannya, yaitu sebagai berikut.

1. Menawarkan Inovasi Teknologi

Bitcoin memang pelopor, tetapi banyak altcoin yang dikembangkan untuk memperbaiki atau melengkapi keterbatasannya. Contohnya, Ethereum (ETH) yang memperkenalkan konsep smart contract dan Solana (SOL) yang menawarkan kecepatan transaksi dengan biaya rendah.

2. Potensi Pertumbuhan Lebih Besar

Banyak altcoin yang masih dalam tahap perkembangan, sehingga berpotensi memiliki pertumbuhan harga yang lebih tinggi dibanding Bitcoin yang sudah mapan. Beberapa investor mungkin mencari altcoin dengan kapitalisasi pasar kecil hingga menengah sebagai aset berisiko tinggi, tetapi berpotensi tinggi pula.

3. Beragam Fungsi dan Ekosistem

Berbeda dari Bitcoin yang utamanya digunakan sebagai penyimpan nilai, altcoin hadir dengan berbagai fungsi unik. Contohnya, stablecoin sebagai media pembayaran stabil, utility token untuk akses ke fitur platform, dan governance token untuk partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Demikianlah penjelasan tentang altcoin sebagai alternatif Bitcoin yang menjanjikan di dunia kripto saat ini. []

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.
Enable Notifications OK No thanks