ORINEWS.id – Sebanyak 100 pelaku usaha pariwisata dari Malaysia, Thailand, dan 15 provinsi di Indonesia menghadiri jamuan makan malam dan diskusi potensi wisata Aceh yang digelar dalam rangkaian kegiatan Aceh Travel Mart (ATM) 4.0 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Selasa, 20 Mei 2025.
Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk memperkuat sinergi antar pelaku industri pariwisata serta memperluas jejaring promosi Aceh sebagai destinasi unggulan halal tourism di Asia Tenggara.
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menyampaikan apresiasi atas semangat kolaboratif yang terbangun dalam penyelenggaraan ATM 4.0.
“Acara ini bukan hanya ajang promosi, tapi juga menjadi momentum strategis untuk menyatukan visi dan menjajaki langkah konkret dalam pengembangan sektor pariwisata Aceh yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan,” ujar Almuniza.
Dalam sambutan tersebut, disampaikan pula bahwa Aceh memiliki kekayaan destinasi wisata yang luar biasa, mulai dari wisata bahari seperti Pulau Rubiah dan Pantai Iboih, kekayaan ekowisata seperti Taman Nasional Gunung Leuser, hingga pesona budaya, sejarah, dan religi yang melekat di Banda Aceh serta ikon spiritual seperti Masjid Raya Baiturrahman.
“Kita juga tidak bisa mengabaikan kekuatan ekonomi kreatif yang tumbuh dari sektor ini seperti Mie Aceh, Kopi Gayo, kerajinan khas Aceh, hingga pertunjukan seni dan tari tradisional adalah bagian dari daya tarik wisata yang tak ternilai,” ungkapnya.
Wagub Aceh juga menyampaikan bahwa berdasarkan data terbaru, jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai hampir 13 juta orang pada tahun 2024, sebuah capaian besar yang menjadi bukti kuat bahwa Aceh semakin diminati wisatawan domestik dan mancanegara. Namun, ia juga menekankan bahwa masih banyak tantangan yang harus diselesaikan bersama, seperti peningkatan infrastruktur, layanan, promosi digital, dan pengembangan SDM.
Ketua Umum ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia), Agus Pahlevi, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa kegiatan utama ATM 4.0 akan berlangsung pada hari berikutnya dengan kunjungan ke salah satu ikon wisata Aceh. Ia optimis bahwa destinasi yang diperkenalkan memiliki nilai jual tinggi karena menawarkan sesuatu yang berbeda dari destinasi wisata mainstream.
“Saya yakin jika teman-teman memasukkan destinasi ini dalam paket wisata, akan sangat diminati pasar,” ujarnya.
Sementara itu, delegasi buyer dari Thailand yang diwakili oleh Aida, menyampaikan rasa syukur dan kekagumannya terhadap Aceh sebagai negeri yang kuat dalam nilai-nilai Islam. Ia menyebut Aceh sebagai negeri para ulama yang menjunjung tinggi syariat Islam, sehingga sangat relevan dengan pasar wisata halal yang tengah berkembang pesat.
“Kami hadir dari Thailand dengan delapan agen yang tergabung dalam Halal Tourism Asian, dan kami siap mendukung promosi wisata Aceh kepada wisatawan Thailand dan negara-negara Asia Tenggara lainnya,” ungkapnya.
Kegiatan malam ini tidak hanya mempererat jejaring antara pelaku usaha, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya dan ekonomi antarnegara. Diharapkan, dari forum ini akan lahir kolaborasi konkret yang mampu mendongkrak pergerakan wisatawan, memperluas pasar pariwisata Aceh, dan menjadikan Aceh sebagai destinasi halal unggulan di kawasan regional maupun global. []