ORINEWS.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan mitra strategis dalam rangka pengendalian inflasi dan percepatan digitalisasi. Upaya ini sejalan dengan implementasi program pembangunan nasional Asta Cita.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan “Bincang Bareng Media (BBM) Aceh” yang diselenggarakan pada Selasa (20/5/2025) di Bambu Ungu, Batoh, Banda Aceh. Kegiatan ini juga menjadi ajang penyampaian kondisi ekonomi terkini dan bauran kebijakan BI kepada publik dan media.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Agus Chusaini menegaskan pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan ekonomi, khususnya pengendalian inflasi dan transformasi digital yang berkelanjutan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan (yoy) Aceh pada April 2025 tercatat sebesar 3,11 persen, atau mendekati batas atas target inflasi nasional sebesar 2,5 ± 1 persen. Angka ini menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan inflasi tertinggi di Sumatera dan peringkat ketujuh secara nasional.
📎 Baca juga: Resmi Dihapus, Biaya Balik Nama Kendaraan Bekas Kini Gratis
Untuk mengatasi tekanan harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Aceh menginisiasi program unggulan Sigantang (Stabilisasi Harga melalui Ketahanan Pangan Inklusif). Program ini menekankan pada strategi 4K: Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, sejumlah komoditas pangan seperti daging sapi, cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit diperkirakan mengalami kenaikan harga karena meningkatnya permintaan.
BI Aceh mendorong sinergi lintas sektor untuk menggelar pasar murah, operasi pasar, serta Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama pemerintah daerah, Bulog, dan Badan Pangan Nasional. Media dan masyarakat juga diimbau mengampanyekan perilaku belanja bijak untuk menekan laju inflasi.
Ekonomi Aceh Tumbuh Positif
Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,59 persen (yoy), meningkat dibandingkan 4,15 persen pada triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan besar dan eceran, seiring membaiknya ekspor dan konsumsi rumah tangga.
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2025 akan tetap kuat.
Hal ini didorong oleh keberlanjutan kebijakan Asta Cita, peningkatan ekspor komoditas unggulan seperti batubara dan kopi, serta stabilnya sektor pertanian.
📎 Baca juga: USK dan BI Sepakat Kembangkan Ekosistem Wirausaha di Aceh