ORINEWS.id – Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, melakukan kunjungan resmi ke Kota Moskow, Rusia, pada Sabtu, 17 Mei 2025. Dalam kunjungan tersebut, Wali Nanggroe bertemu dengan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia, Barlian Helmy. Pertemuan penting ini juga dihadiri oleh Atase Pendidikan KBRI Moskow, Khoirul Rosyadi.
Pertemuan ini menjadi momentum strategis dalam upaya memperkuat hubungan bilateral antara Aceh dan Federasi Rusia, khususnya di bidang pendidikan, budaya, dan sektor-sektor strategis lainnya. Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Lembaga Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, menyampaikan bahwa diskusi berfokus pada tindak lanjut rencana kolaborasi antara kedua belah pihak yang telah digagas sejak awal 2024.
📎 Baca juga: Wali Nanggroe Diundang Presiden Tatarstan, Promosikan Wisata Halal Aceh
Dalam kesempatan tersebut, Wali Nanggroe turut didampingi oleh Staf Khusus M. Raviq, Anggota Majelis Tuha Peut Syahrizal Abbas, dan Kasubbag Rumah Tangga dan Protokoler Ichsan Iswandy. Delegasi dari Aceh ini menunjukkan keseriusan dalam membangun relasi internasional yang berkelanjutan dan produktif.
Salah satu topik utama dalam pertemuan ini adalah inisiasi pembentukan Russian Corner di Aceh. Russian Corner direncanakan sebagai pusat informasi yang menyajikan wawasan mengenai Rusia secara umum, termasuk sistem pendidikan tinggi, peluang beasiswa, budaya, serta potensi kerja sama riset dan akademik.
“Russian Corner ini nantinya akan menjadi jembatan informasi dan pemahaman masyarakat Aceh terhadap Rusia, khususnya dalam bidang pendidikan, pertukaran pelajar, dan kebudayaan,” ujar Wali Nanggroe.
Program ini akan dijalankan melalui kolaborasi multipihak, yang melibatkan Lembaga Wali Nanggroe, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala (USK), serta beberapa perguruan tinggi lainnya di Aceh. Diharapkan, Russian Corner dapat memperluas akses mahasiswa Aceh terhadap pendidikan global dan mempererat hubungan antarbangsa di tingkat akar rumput.
Selain pendidikan, kerja sama juga dibahas dalam konteks sosial-budaya dan peluang investasi sektor strategis seperti energi terbarukan, pertanian, dan perikanan. Aceh dengan letak geografisnya yang strategis di Asia Tenggara dianggap memiliki potensi besar untuk menjalin kemitraan global yang saling menguntungkan.
Langkah ini sejalan dengan visi Lembaga Wali Nanggroe untuk membuka cakrawala generasi muda Aceh terhadap dunia internasional serta memperluas diplomasi budaya Aceh ke panggung global. Dalam jangka panjang, kolaborasi ini diharapkan akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia Aceh dan mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Dengan penguatan kerja sama seperti ini, Aceh menunjukkan komitmennya dalam berperan aktif membangun hubungan luar negeri yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat. []