ORINEWS.id – Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh meluluskan sebanyak 47 sarjana strata satu (S-1) dalam Yudisium Gelombang II Tahun Akademik 2024/2025 yang digelar di Aula Rektorat Lantai 3, Kamis (15/5/2025).
Dekan FAH UIN Ar-Raniry, Syarifuddin dalam sambutannya menekankan bahwa lulusan humaniora memiliki peran strategis sebagai penjaga nilai dan etika, terutama di tengah derasnya arus disrupsi digital.
“Kita hidup di era disrupsi informasi, di mana algoritma memengaruhi cara kita menyerap makna. Di sinilah lulusan humaniora dibutuhkan sebagai knowledge broker dan cultural mediator,” kata Syarifuddin.
Ia menjelaskan, keahlian lulusan humaniora sangat relevan untuk menjawab tantangan zaman, mulai dari literasi digital, pelestarian budaya, penyusunan narasi publik yang membangun kepercayaan, hingga riset kontekstual yang mampu mengintervensi isu-isu sosial.
“Di tengah maraknya disinformasi dan polarisasi sosial, pendidikan humaniora harus menjadi jangkar etika dan perekat masyarakat multikultural,” ujarnya.
Menurutnya, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki sensitivitas budaya, etika, dan kepekaan sosial.
Sementara itu, Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan FAH Nazaruddin MLIS PhD dalam laporan akademiknya menyampaikan bahwa dari 47 lulusan tersebut, 13 orang meraih predikat cum laude, 10 orang dengan predikat pujian, 23 orang sangat baik, dan satu orang dengan predikat baik.
“Dengan tambahan ini, total alumni Fakultas Adab dan Humaniora telah mencapai 3.654 orang,” kata Nazaruddin.
Adapun lulusan tersebut berasal dari tiga program studi, yaitu Sejarah Kebudayaan Islam (5 orang), Bahasa dan Sastra Arab (12 orang), serta Ilmu Perpustakaan (30 orang).
Fakultas juga memberikan penghargaan Bungong Jaroe kepada tiga lulusan terbaik dari masing-masing prodi, yaitu Annisa Salsabila Amanda (Bahasa dan Sastra Arab) dengan IPK 3,83, Niswana Almadania (Ilmu Perpustakaan) dengan IPK 3,81, dan Salsabila Hanum (Sejarah Kebudayaan Islam) dengan IPK 3,73.
Dalam rangkaian acara yudisium tersebut, turut disampaikan orasi ilmiah oleh Dr Suraiya SAg MPd, dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan. Dalam orasi bertajuk “Sarjana Berfitrah: Menjemput Rezeki, Mengemban Amanah, dan Membangun Peradaban”, Suraiya mengajak para lulusan untuk kembali pada fitrah kemanusiaan dalam menentukan arah hidup dan kontribusinya di tengah masyarakat.
“Sarjana berfitrah bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga sadar akan misi hidupnya. Profesi hanyalah saluran, yang utama adalah peran peradaban yang harus ditemukan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal ketakutan menghadapi dunia kerja. Menurutnya, rezeki tidak selalu datang dari status pekerjaan formal, tapi dari integritas, kontribusi, dan kebermanfaatan.
“Dunia ini tidak hanya butuh orang pintar, tapi juga orang yang benar,” tegasnya. []